sharing jebakan tilang
Written by Lowongan Kerja on 17.27oleh Emira Oktocherri on detikhot yahoo group
Hati-hati buat pemakai jalan yang melewati perempatan atau lampu merah sekitar kota ataupun dimana saja yang lampu lalu lintasnya tidak jelas. Misalnya, hanya berkedap-kedip kuning atau yang tidak ada tulisan belok kiri boleh langsung (belkibolang), sebaiknya jangan ambil tindakan apapun yang beriko untuk ditilang. Walaupun selama ini belkibolang, boleh-boleh saja, tapi kalau tidak yakin, sebaiknya stop saja. kalau memang ternyata boleh belkibolang nanti dengan sendirinya orang dibelakang kita juga akan bereaksi, mengingat pengemudi di Jakarta sudah langka yang sabar..
Dalam bulan November kemarin, saya tiga kali ditilang. Well, dua kali bukan saya yang nyetir, tapi tetap saja.. rasa kesal harus mengeluarkan uang untuk hal yang tidak jelas itu sungguh terlalu menyebalkan. Kasus yang sungguh keterlaluan itu adalah dengan menjebak para pemakai jalan..
Sabtu kemarin kasus yang akhirnya membuat saya kepikiran terus. Saat itu, saya dan beberapa teman saya lewat jalan Biak yang terusannya ke tanah abang. Dan saat itu, malam jam 7.45 malam kami melewati lampu merah yang berkedap-kedip kuning. Tidak ada tulisan yang jelas atau setidaknya yang kebaca bahwa tidak boleh lurus. Karena mobil di depan kami lurus terus, kamipun mengikutinya. Dan tepat setelah melewati persimpangan itu, kami diberhentikan segerombolan polisi. Tidak sempat dihitung berapa banyaknya tapi dua ruko di depan jalan itu yang hanya remang-remang oleh lampu jalan dijadikan tempat mangkal dan parkir motor para petugas tersebut.
Temanku yang saat itu menyetir dimintai surat-surat seperti biasanya. Dan sempat terjadi perdebatan karena kami tidak melihat adanya petunjuk bahwa tidak boleh lurus dari jam 4 sore hingga 8 malam. Saat itu, mobil yang diberhentikan ada setidaknya lebih dari 5 mobil dan dua atau tiga motor dan berlangsung selama 15 menit menuju jam 8 karena temanku sempat kewalahan mencari stnk mobilnya yang entah nyelip dimana. Selama waktu nunggu itu saya sempat mendengar celetukan salah seorang dari mereka yang bilang Sudah jam 8 nih, habis deh..
Coba hitung sendiri ya, berapa hasil yang mereka kumpulkan dalam waktu dari jam 4 sore hingga jam 8 malam jika dalam waktu 15 menit ada 5 mobil yang berhasil dimintai uang damai kurang lebih 20ribu (pukul rata ya).. – Matematika SD niy-
Sistem dan cara kerja yang seperti ini tidak beres. Jika memang jalan itu tidak boleh lurus dalam jam-jam tertentu, ya setidaknya lampunya jangan berkelap-kelip kuning dari segala penjuru karena perempatan yang saya lewati itu termasuk perempatan besar dan lalulintas padat. Dari lampu lslu lintsd yang harganya tidak murah pertiangnya, dibeli dari pajak yang kita bayar tapi ujung-ujungnya kita-kita juga yang dirugikan karena fungsinya jadi jebakan begitu. Apa ini namanya? Biaya maintenance karena ke-disfungsian-nya?
Kok bisa disfungsi? Atau memang sengaja dibuat jadi disfungsi?
Kedua, jika memang benar-benar polisi lalu lintas, seharusnya mereka jaganya diperempatannya. Mengatur lalulintas yang macet dan yang terpenting karena saya merasa dijebak, setidaknya mereka tidak memperbolehkan kita untuk lurus dengan kata lain mengalihkan semua kendaraan yang akan lurus atau kekanan untuk belok kiri semua. bukannya nungguin di ujung jalan dan kemudian memberhentikan karena plang peraturan tidak boleh lurus dari jam 4 – 8 malam tidak dalam jangkauan yang bisa dilihat oleh pandangan.
Dan membahas soal Plang peraturan tersebut yang tidak ramah bagi pemakai jalan yang matanya normal apalagi untuk yang abnormal, seharusnya sesuai dengan jarak pandang atau tidak jauh-jauh dari tiang lampu lalu lintas. Jadi, kita saat dijalanan seharusnya gambling dengan selamat sampai tujuan dengan kecelakaan (resiko) bukannya gambling dengan selamat syukur tidak ditilang dengan resiko dijalan itu sendiri.
Ada apa nih? Daripada proyek yang makin ribet (busway), mendingan urusin dulu sistem dan petugas lalulintasnya yang makin tidak beres.